Penghafal Al-Qur’an Keluarga Allah (part. 1)

Tulisan

Oleh: Abi Hamdi

Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah subhanahu wa ta’ala. Dia-lah yang menurunkan Al-Qur’an sebagai bentuk kasih sayang kepada hamba-Nya. Di dalamnya terdapat rahmat, petunjuk, dan obat bagi segala penyakit.

Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Khairul Ibad, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau adalah al-basyir (pemberi kabar gembira) dan an-nadzir (pemberi peringatan), pendidik terbaik sepanjang masa, penuh kasih sayang kepada umatnya, dan akhlaknya adalah Al-Qur’an. Semoga salawat dan salam terus tercurah kepada beliau, kepada keluarga, shabat, dan umat yang tegak di atas kebenaran hingga hari ketika tidak bermanfaat lagi harta dan anak, melainkan yang datang dengan hati yang saliim (selamat).

Al-Qur’an merupakan salah satu mukjizat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang terbesar dan sebagai kitab suci bagi umat Islam. Al-Qur’an berisi firman-firman Allah subhanahu wa ta’ala yang berupa perintah dan larangan, kisah dan hikmah, petunjuk bagi seluruh umat manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagai kitab suci yang merupakan pertunjuk dari Yang Maha Suci, tentunya Al-Qur’an memiliki kemuliaan dan keagungan yang sangat tinggi.

Begitu mulianya kedudukan Al-Qur’an di dalam agama Islam, sehingga betapa banyak umat muslim yang bertekad untuk menghafal seluruh isi Al-Qur’an yang terdiri atas 30 juz dan 114 surat tersebut. Kegiatan menghafal yang telah mulai dilakukan sejak zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut hingga kini masih dilanjutkan oleh banyak umat muslim.

Menghafal Al-Qur’an adalah hal yang patut untuk kita idam-idamkan. Menghafalnya adalah kedamaian bagi hati dan sebaik-baik untaian kata yang disenandungkan.

Menghafala Al-Qur’an memang bukanlah hal yang mudah, bahkan seperti suatu hal yang tidak mungkin bagi sebagian orang mengingat bahwa Al-Qur’an memiliki jumlah ayat yang sangat banyak, dan juga banyak kalimat yang mirip atau juga berulang dalam surat yang sama maupun pada surat yang berbeda. Belum lagi, Al-Qur’an juga memiliki hukum-hukum bacaan dan aturan-aturan tempat keluarnya huruf yang wajib untuk digunakan setiap kali membacanya. Sedikit saja kesalahan dalam hukum bacaan maupun tempat keluarnya huruf akan memberikan efek yang sangat fatal, karena dapat merubah arti dari ayat tersebut. Kesalahan-kesalahan kecil yang terjadi dapat menimbulkan efek yang sangat besar, bisa saja yang harusnya memiliki arti baik berubah menjadi buruk maupun sebaliknya. Untuk itu, seseorang yang akan menghafala Al-Qur’an, wajib baginya untuk mempelajari dan menguasai hukum tajwid.

Yang perlu diingat adalah bahwa Al-Qur’an merupakan perkataan Dzat Yang Maha Tinggi, Yang Maha Suci dan Mulia. Maka tentu saja tidak akan mudah dan tidak sembarang manusia yang dapat menjadi penghafalnya. Al-Qur’an adalah kitab yang suci, maka penghafalnya pun harus memiliki jiwa dan hati yang bersih. Dan tentu saja dibutuhkan niat dan keistiqamahan utnuk melewati segala ujian dan rintangan selama proses penghafalan dan penjagaan hafalan. Kemalasan, kejenuhan, pesimisme, maksiat, dan dosa-dosa baik dosa besar maupun dosa-dosa kecil adalah tantangan yang harus dikalahkan bagi mereka yang benar-benar ingin menjadi seorang hafizh Al-Qur’an.

Kesediaan untuk mempersiapkan waktu khusus untuk menghafal Al-Qur’an juga biasanya menjadi faktor yang berpengaruh dalam proses penghafalan. Seseorang yang berada di lembaga pendidikan pesantren tentunya akan lebih berpotensi besar untuk dapat menghafal Al-Qur’an dengan lebih cepat ketimbang mereka yang aktivitasnya adalah sebagai pekerja yang berangkat pagi dan pulang malam. Di pesantren, Al-Qur’an ibarat menu yang dihidangkan dan harus disantap setiap saat. Sedangkan bagi pekerja, waktu untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an biasanya sangat sedikit. Meskipun demikian, bukan berarti anak-anak pesantren saja yang dapat menjadi seorang hafizh Al-Qur’an. Biasanya hanya masalah waktu dan keistiqamahan saja. Semakin sedikit waktu yang diluangkan untuk Al-Qur’an, maka semakin lama baginya untuk dapat menghafal Al-Qur’an, sehingga membutuhkan tingkat keistiqamahan yang ekstra.

Sering kali muncul pertanyaa, “Bagaimana cara agar bisa menghafal Al-Qur’an?”. Sebenarnya, banyak sekali hal-hal yang perlu diperhatikan manakal seseorang telah berniat dan melakukan proses penghafalan Al-Qur’an. Banyak sekali tips-tips yang diberikan oleh para ulama maupun para hafizh Al-Qur’an itu sendiri mengenai cara-cara menghafal Al-Qur’an. Tulisan ini adalah tips singkat yang Insya Allah dapat mendukung proses penghafalan Al-Qur’an.

FADHILAH MENGHAFAL AL-QUR’AN

Terlalu banyak manfaat dan faedah membaca Al-Qur’an dan menghafal Al-Qur’an, diantaranya adalah:

1.Memperoleh pahala dan balasan yang besar (QS. Fathir: 29-30)
2.Al-Qur’an memuji sekelompok Ahli Kitab yang membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (shalat). (QS. Ali Imran: 113)
3.Manusia yang paling baik adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya (HR. Bukhari)
4.Rasulullah bersabda: “Orang yang membaca Al-Qur’an dan pandai dalam membacanya, ia bersama para malaikat yang mulia. Dan yang membaca Al-Qur’an dengan mengeja – sedangkan ia membacanya dengan sulit – ia mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim)
5.Rasulullah bersabda: “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat menjadi penolong bagi para pembacanya.” (HR. Muslim)
6.Rasulullah bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah akan mendapatkan satu kebaikan dan satu kebaikan berlipat sepuluh kali. Aku tidak katakan Alif lam mim itu satu huruf, namun alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. Turmidzi)
7.Rasulullah bersabda: “Siapa yang disibukkan oleh membaca Al-Qur’an sehingga tidak sempat meminta kepada-Ku, akan Aku berikan kepadanya sesuatu yang paling baik yang Aku berikan kepada orang-orang yang meminta.” (HR. Ahmad)
8.Rasulullah bersabda: “Tidak boleh hasad (dengki) kecuali dalam dua hal; yaitu seorang yang dianugerahi kemampuan untuk membaca atau menghafal Al-Qur’an dan ia selalu membacanya siang dan malam. Dan seorang yang dianugerahi harta, dan ia selalu menginfakkannya siang dan malam.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Turmidzi)
9.Rasulullah bersabda: “Orang mukmin yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya adalah seperti buah utrujah (sejenis jeruk yang harum), baunya wangi dan rasanya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an tetapi mengamalkan isinya adalah seperti buah kurma, tidak berbau namun rasanya manis. Orang munafik – dalam riwayat yang lain “orang yang durhaka” – yang membaca Al-Qur’an adalah seperti tumbuhan wangin, baunya wangi sementara rasanya pahit. Dan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti buah hanzhalah (sejenis labu pahit), tidak berbau dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari, Muslim, an-Nasa’i, Ibnu Majah)
10.Rasulullah bersabda: “Pelajarilah Al-Qur’an dan bacalah, sesungguhnya perumpamaan orang yang mempelajari Al-Qur’an dan membacanya adalah seperti tempat air penuh dengan minyak wangi misik, harumnya menyebar kemana-mana. Dan barang siapayang mempelajari kemudian ia tidur dan di dalam hatinya terdapat hafalan Al-Qur’an adalah seperti tempat air yang tertutup dan berisi minyak wangi misik.” (HR. Ibnu Majah, Turmidzi, Nasa’i)
11.Rasulullah bersabda: “Dikatakan kepada penghafal Al-Qur’an: “Bacalah dan naiklah (ke tingkat-tingkat surga) dan bacalah dengan perlahan seperti engkau baca dengan perlahan di dunia karena tempatmu ada pada akhir ayat yang engkau baca.” (HR. Ahmad)
12.Rasulullah bersabda: “Tidak ada orang yang berkumpul di salah satu rumah Allah untuk membaca dan mempelajari Al-Qur’an, kecuali mereka akan memperoleh ketentraman, diliputi rahmat, dikelilingi oleh para malaikat, dan nama mereka disebut-sebut oleh Allah di kalangan malaikat.” (HR. Muslim)
13.Dengan Al-Qur’an Allah mengangkat atau merendahkan derajat seseorang (HR. Muslim)
14.Mempelajari satu ayat Al-Qur’an lebih baik daripada shalat seratus rakaat. (HR. Ibnu Majah)
15.Malaikat turun untuk menghadiri dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an yang dibaca di waktu tengah malam, (HR. Bukhari dan Muslim)
16.Nabi bersabda: “Allah mempunyai keluarga di kalangan manusia. “Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah mereka?” Beliau menjawab, “Ahli Al-Qur’an. Mereka adalah keluarga Alllah dan orang-orang istimewa-Nya.” (HR. Ahmad, Nasa’i, Ibnu Majah)
17.Nabi bersabda: “Orang yang tidak mempunyai hafalan Al-Qur’an sedikitpun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh.” (HR. Turmidzi – hadits hasan shahih)
18.Nabi bersabda: “Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat, kemudian ia berkata, “Wahai Tuhanku, pakaikanlah pakaian untuknya.” Kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kemuliaan). Al-Qur’an kembali meminta, “Wahai Tuhanku tambahkanlah”. Lalu orang itu dipakaikan jubah karamah. Kemudian Al-Qur’an memohon lagi, “Wahai Tuhanku, ridhailah dia”. Allah pun meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, “Bacalah dan terus naiki (derajat-derajat surga). Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan.” (HR. Turmidzi – hadits hasan shahih).
19.Nabi bersabda: “Pada hari kiamat nanti, Al-Qur’an akan menemui penghafalnya ketika penghafal itu keluar dari kuburnya. Al-Qur’an akan berwujud seorang yang ramping, dan ia akan bertanya kepada penghafalnya, “Apakah engkau mengenalku?. Penghafal itu menjawab, “Tidak, saya tidak mengenalmu”. Al-Qur’an berkata, “Saya adalah kawanmu, Al-Qur’an yang membuatmu kehausan di tengah hari yang panas, dan membuatmu tidak tidur di malam hari. Dan sesungguhnya setiap pedagang akan meraih keuntungan di belakang dagangannya. Dan engkau pada hari ini di belakang semua daganganmu.” Maka penghafal Al-Qur’an tadi diberi kekuasaan di tangan kanannya, dan diberi kekekalan di tangan kirinya, serat di atas kepalanya dipasang mahkota keperkasaan. Sedang kedua orang tuanya diberi sepasang pakaian baru lagi bagus yang harganya tidak dapat dibayar oleh penghuni dunia seluruhnya. Kedua orang tuanya itu lalu bertanya, “Kenapa kami diberi pakaian seperti ini?” Kemudian dijawab, “Karena anakmu hafal Al-Qur’an.” Kemudian kepada penghafal Al-Qur’an tadi diperintahkan, “Bacalah, dan naiklah ke derajat-derajat surga dan kamar-kamarnya”. Maka ia pun terus naik selagi ia tetap membaca, baik bacaan cepat atau pelan (tarti’).” (HR. Ahmad dan Darami)
20.Ibnu Mas’ud berkata: “Rumah yang paling kosong dan lengang adalah rumah yang tidak mengandung sedikitpun bagian dari kitab Allah.” (HR. Hakim)
21.Rumah yang paling hina kedudukannya, dan paling rendah nilainya adalah rumah yang tidak mengandung sedikitpun bagian dari kitab Allah.” (HR. Hakim)
Dinukil dari Buku Abi Hamdi “Penghafal Al-Qur’an Keluarga Allah”
Tags :

Tulisan

Share This :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *