Siapa Orang Yang Paling Ada Untuk Kita?

Uncategorized

Coba sejenak kamu tutup mata. Bayangkan masa kecilmu. Siapa yang paling sering ada di sampingmu? Bukan teman sekolah, bukan tetangga, Tapi dia, saudaramu. Yang tidur di sebelahmu, yang makan bersamamu, meski hanya lauk sederhana. Yang kamu ajak bermain, bertengkar, tertawa, dan menangis bersama. Mungkin hari ini kamu sedang kesal dengannya.

Merasa dia tidak pengertian, Sering beda pendapat, atau menyebalkan. Tapi kamu lupa. Dialah yang paling mengenal kamu sejak dunia bahkan belum memperkenalkan siapa dirimu. Dia melihat kamu dalam kondisi paling rapuh, dan dia tetap tinggal.

Dulu saat kamu jatuh, dia yang pertama kali lari menghampiri. Saat kamu disakiti orang lain, dia yang tanpa pikir panjang ikut membela. Tak peduli siapa lawanmu, baginya, kamu adalah keluarganya, darahnya sendiri.

Waktu kecil, mungkin saling iri,

Tapi tidak pernah sungguh-sungguh ingin kehilangan. Kamu mungkin pernah bilang, “Aku benci dia.” Tapi nyatanya, kalau suatu hari dia tak lagi pulang, kamu akan jadi orang pertama yang paling kehilangan arah. Karena sekuat-kuatnya kamu mencoba menjauh, hati kalian tetap terikat oleh sesuatu yang tidak bisa dijelaskan oleh logika.

ikatan darah dan kenangan.

Dan saat kamu dewasa, kamu akan sadar.

Teman bisa pergi, pasangan bisa berubah.

Tapi saudaramu, akan selalu punya ruang khusus di hidupmu, entah sebagai tempat pulang, atau tempat kamu belajar memaafkan.

Jangan tunggu waktu mengambil satu dari kalian, baru kamu tahu betapa berharganya saudara. Jangan tunggu sesal datang karena enggan minta maaf. Saudaramu mungkin tak sempurna, Tapi dia adalah bagian dari dirimu yang tidak bisa digantikan oleh siapa pun.

Ketika menelpon orang tua, tanyakan juga kabar saudaramu, pastikan kondisi saudaramu, berikan pesan yang berharga agar nanti ketika libur dari pondok tetap terjaga silaturrahmi. Ketika pulang dari pondok, bermain dan jagalah keharmonisan dengan saudara, jangan dimusuhi, jangan dicari-cari kesalahan saudarimu, dukung cita-citanya, ceritakan juga prestasi apa yang sudah kamu dapatkan selama di pondok, selain orang tua, ada saudaramu yang juga ikut bangga dengan prosesmu.

Kenapa bisa bicara lembut pada orang lain, tapi keras pada saudaramu sendiri? Padahal dia tumbuh bersamamu, melihat tangis dan tawamu, berjalan di fase hidup yang sama. Turunkan ego. Hidup terlalu singkat untuk mencari musuh dari orang yang paling dekat. Jangan tunggu ia pergi membawa kehidupan barunya, baru kamu sadar, betapa berharganya kehadirannya.Saudaramu bukan musuhmu.Dia adalah bagian dari rumah yang tidak bisa digantikan.

Tags :

Uncategorized

Share This :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Have Any Question?

Do not hesitage to give us a call. We are an expert team and we are happy to talk to you.