Penghafal Al-Qur’an Keluarga Allah (part.5)

Tulisan

ADAB MEMBACA & MENGHAFAL AL-QUR’AN

Adab-adab membaca Al-Qur’an

Berdasarkan hadits-hadits yang dipandang shahih oleh para ulama, berikut ini adalah keringkasan adab-adab yang harus diperhatikan bagi siapa saja yang hendak membaca Al-Qur’an:

1.Bersiwak atau menggosok gigi
2.Berwudhu’
3.Di tempat yang bersih lagi suci
4.Ambillah Al-Qur’an dengan tangan kanan.
5.Letakkan Al-Qur’an di tempat yang tinggi
6.Menghadap ke kiblat jika bisa
7.Pusatkan pikiran dan perhatian keapda ayat yang dibaca
8.Membaca dengan suara yang jelas (jahar)
9.Isti’azah (membaca a’udzubillah…)
10.Membaca Basmalah
11.Membaguskan bacaan
12.Tadabbur
13.Tartil
14.Berdo’a jika membaca ayat rahmat dan memohon perlindungan jika membaca ayat adzab
15.Disunatkan sujud, bila membaca ayat-ayat sajdah,
16.Khusyu’dan tawadhu’ ketika membaca Al-Qur’an

Adab-adab Menghafal Al-Qur’an

1.Berdo’a kepada Allah dengan jujur dan ikhlas agar diberikan pertolongan untuk menghafal Al-Qur’an dan dengan tujuan hanya untuk mencari keridhaan Allah baik dalam beramal dan berilmu.
2.Menghafal Al-Qur’an dan beramal dengannya akan menambah ketinggian derajat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa salla bersabda:

إِنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهذَا الكِتَابَ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ

  “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat beberapa kaum dengan Al-Qur’an ini dan merendahkan yang lain”.[1]

3.Menjauhi kesibukan yang menjauhkan diri dari memperoleh ilmu secara sempurna.
4.Memperoleh hafalan Al-Qur’an dengan cara talaqqi.[2]
5.Waspada terhaddap rasa putus asa yang mungkin menyelimuti hati karena masa panjang yang dilalui untuk menghafal, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

العِلْمُ بِالتَّعّلُّمِ

“Sesungguhnya ilmu tersebut didapatkan dengan cara belajar.”[3]

6.Membaca tafsir untuk ayat yang sedang dihafal.
7.Mengkhususkan waktu tertentu untuk membaca dan menghafal
8.Selalu menjaga waktu untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an, sebab Al-Qur’an lebih mudah terlepas dari onta yang ada pada ikatannya.
9.Apabila melewati ayat-ayat rahmat maka segeralah mohon rahmat dan karunia dari Allah, dan jika melewati ayat-ayat azab maka ia segera berlindung kepada Allah darinya, hendaklah duduk menghadap kiblat dengan khusyu’, tenang, dan berwibawa.
10.Membaca apa-apa yang telah dihafal pada saat shalat malam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا قَامَ صَحِبُ القُرْآنِ فَقَرَأَهُ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ ذَكَرَهُ وَإِنْ لَمْ يَقُمْ بِهِ نَسِيَهُ

  “Apabila seorang yang belajar Al-Qur’an bangun untuk membaca apa yang dihafalnya pada waktu siang dan malam maka ia pasti mengingatnya, dan jika ia tidak melakukannya niscaya akan dilupakannya.”[4]

11.Waspada terhadap perbuatan maksiat. Di antara akibatnya adalah terlupanya ilmu dan hafalan.
12.Duduk di hadapan guru layaknya seorang murid, tidak mengangkat suara tanpa kebutuhan, tidak tertawa dan banyak bicara atau tidak menoleh ke kanan dan kiri tanpa kebutuhan.
13.Tidak memperdengarkan bacaan saat hati guru sedang sibuk atau bosan, dan bersabar atas kekasaran guru atu keburukan perilakunya. Apabila sang guru berbuat kasar kepadanya maka ia segera meminta maaf.
14.Tidak masuk kepada guru tanpa minta izin kecuali berada pada tempat yang tidak membutuhkan izin, dan jangan mengganggunya dengan terlalu banyak permintaan izin.
15.Merendah dan berakhlaq yang baik terhadap guru sekalipun usianya lebih kecil.
16.Selalu bersemangat untuk belajar, tidak puas dengan yang sedikit selama ia mampu berusaha memperoleh yang lebih banyak, dan tidak membebani diri dengan sesuatu yang tidak bisa ditanggung oleh dirinya demi mencegah kebosanan dan hilangnya apa yang telah didapatkan.
17.Bersikap merendah diri kepada orang-orang shalih, orang-orang baik dan orang-orang miskin
18.Penghafal dan penyandang Al-Qur’an harus berakhlaq dan berpenampilan yang sempurna, dan menjauhi diri dari segala yang dilarang oleh Al-Qur’an
19.Ibnu Mas’ud berkata: “”Seharusnya bagi pembawa Al-Qur’an dikenal (dengan ibadah) malamnya saat manusia tertidur, dan (ibadah) siangnya saat manusia tidak berpuasa, dengan kesedihannya saat manusia dalam kesenangannya, dengan tangisnya saat manusia tertawa, dengan diamnya saat manusia bicara serampangan, dengan kekhusyu’annya saat manusia berbangga diri, maka seharusnya ia menjadi orang yang suka menangis, sedih, bijaksana, alim, tenang, tidak kasar, lalai, berkata kotor, keras, dan bersikap keras”[5] 
Dinukil dari buku Abi Hamdi “Penghafal Al-Qur’an Keluarga Allah”
  1. HR. Muslim

  2. Talaqqi adalah memperoleh hafalan dengan cara menyimak langsung dari sang guru

  3. HR. Daruquthni

  4. HR. Muslim, Syarhun Nawawi 6/76, Silsilah Hadits Shahihain 597

  5. Al-Adab Al-Syai’iyah 2/301

Tags :
Tulisan
Share This :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *