Penghafal Al-Qur’an Keluarga Allah (part.3)

Tulisan

CARA PRAKTIS MENGHAFAL AL-QUR’AN

Salah satu metode terbaik dalam menghafal Al-Qur’an ialah menghafal Al-Qur’an dengan metode membaca berulang-ulang. Metode ini memiliki keistimewaan khusus, yaitu hafalan yang mengakar kuat, disamping menghafalnya pun cepat, hingga kita dapat hafal Al-Qur’an dalam waktu singkat.

Teori ini sangat mudah untuk dipraktekkan dan Insya Allah akan sangat membantu bagi siapa saja yang ingin menghafalnya. Demikian menurut DR. Abdul Muhsin Al-Qasim[1]. Di bawah ini contoh praktis dalam mempraktekkannya; misalnya saat menghafal surat an-Nisa, teorinya sebagai berikut:

1.Bacalah ayat pertama 20 kali:

  يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

2.Bacalah ayat kedua 20 kali:

 وَآتُوا الْيَتَامَىٰ أَمْوَالَهُمْ ۖ وَلَا تَتَبَدَّلُوا الْخَبِيثَ بِالطَّيِّبِ ۖ وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَهُمْ إِلَىٰ أَمْوَالِكُمْ ۚ إِنَّهُ كَانَ حُوبًا كَبِيرًا 

3.Bacalah ayat ketiga 20 kali:

  وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَىٰ فَانكِحُوا مَا طَابَ لَكُم مِّنَ النِّسَاءِ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۖ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَلَّا تَعُولُوا

4.Bacalah ayat keempat 20 kali:

  وَآتُوا النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً ۚ فَإِن طِبْنَ لَكُمْ عَن شَيْءٍ مِّنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَّرِيئًا

5.Kemudian membaca 4 ayat diatas dari awal hingga akhir menggabungkannya sebanyak 20 kali.
6.Bacalah ayat kelima 20 kali:

  وَلَا تُؤْتُوا السُّفَهَاءَ أَمْوَالَكُمُ الَّتِي جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ قِيَامًا وَارْزُقُوهُمْ فِيهَا وَاكْسُوهُمْ وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوفًا

7.Bacalah ayat keenam 20 kali:

 وَابْتَلُوا الْيَتَامَىٰ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغُوا النِّكَاحَ فَإِنْ آنَسْتُم مِّنْهُمْ رُشْدًا فَادْفَعُوا إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ ۖ وَلَا تَأْكُلُوهَا إِسْرَافًا وَبِدَارًا أَن يَكْبَرُوا ۚ وَمَن كَانَ غَنِيًّا فَلْيَسْتَعْفِفْ ۖ وَمَن كَانَ فَقِيرًا فَلْيَأْكُلْ بِالْمَعْرُوفِ ۚ فَإِذَا دَفَعْتُمْ إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ فَأَشْهِدُوا عَلَيْهِمْ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ حَسِيبًا

8.Bacalah ayat ketujuh 20 kali:

  لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَالْأَقْرَبُونَ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَالْأَقْرَبُونَ مِمَّا قَلَّ مِنْهُ أَوْ كَثُرَ ۚ نَصِيبًا مَّفْرُوضًا

9.Bacalah ayat kedelapan 20 kali:

 وَإِذَا حَضَرَ الْقِسْمَةَ أُولُو الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينُ فَارْزُقُوهُم مِّنْهُ وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوفًا

10.Kemudian membaca ayat kelima hingga ayat kedelapan untuk menggabungkannya sebanyak 20 kali.
11.Bacalah ayat pertama hingga ayat kedelapan sebanyak 20 kali untuk memantapkan hafalannya.

Demikian seterusnya hingga selesai seluruh Al-Qur’an, dan jangan sampai menghafal dalam sehari lebih dari seperdelapan juz, agar tidak berat bagi anda untuk mengulang dan menjaganya.

CARA MENAMBAH HAFALAN PADA HARI BERIKUTNYA

Jika ingin menambah hafalan baru pada hari berikutnya, maka sebelum menambah dengan hafalan baru, maka harus membaca hafalan lama dari ayat pertama hingga terakhir sebanyak 20 kali juga, hal ini supaya hafalan tersebut kokoh dan kuat dalam ingatan, kemudian mulailah hafalan baru dengan cara yang sama seperti yang dilakukan ketika menghafal ayat-ayat sebelumnya.

ANTARA MENGULANG (MURAJA’AH) DAN MENAMBAH HAFALAN BARU

Jangan sekali-kalim menambah hafalan tanpa mengulang hafalan yang sudah ada sebelumnya, karena jika menghafal Al-Qur’an terus-menerus tanpa mengulangnya terlebih dahulu hingga bisa menyelesaikan semua Al-Qur’an, kemudian ingin mengulangnya dari awal niscaya hal itu akan terasa berat sekali, karena secara tidak disadari akan banyak kehilangan hafalan yang pernah dihafal dan seolah-olah menghafal dari nol, oleh karena itu cara yang paling baik dalam menghafal Al-Qur’an adalah dengan mengumpulkan antara murajaah (mengulang) dan menambah hafalan baru. Bagilah seluruh mushaf menjadi tiga bagian, setiap 10 juz menjadi satu bagian, jika dalam sehari menghafal satu halaman maka ulangilah dalam sehari empat halaman yang telah dihafal sebelumnya hingga dapat menyelesaikan sepuluh juz, jika telah menyelesaikan sepuluh juz maka berhentilah selama satu bulan penuh untuk mengulang yang telah dihafal dengan cara setiap hari mengulang sebanyak delapan halaman.

Setelah satu bulan mengulang hafalan, mulailah kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, dan mengulang setiap harinya 8 halaman sehingga bisa menyelesaikan 20 juz, jika telah menghafal 20 juz maka berhentilah menghafal selama 2 bulan untuk mengulang, setiap hari harus mengulang 8 halaman, jika sudah mengulang selama dua bulan, maka mulailah menghafal kembali setiap harinya satu atau dua halaman tergantung kemampuan dan setiap harinya mengulang apa yang telah dihafal sebanyak 8 lembar, hingga bisa menyelesaikan seluruh Al-Qur’an.

Jika telah menyelesaikan 30 juz, ulangilah 10 juz pertama secara tersendiri selama satu bulan setiap harinya setengah juz, kemudian pindahlah ke 10 juz berikutnya juga setiap harinya diulang setengah juz ditambah 8 halaman dari sepuluh juz pertama, kemudian pindahlah untuk mengulang sepuluh juz terakhir dengan cara yang hampir sama, yaitu setiap harinya mengulang setengah juz ditambah 8 halaman dari 10 juz pertama dan 8 halaman dari 10 juz kedua.

CARA MENGULANG AL-QUR’AN (30 JUZ) SETELAH MENYELESAIKAN MURAJAAH

Mulailah mengulang Al-Qur’an secara keseluruhan dengan cara setiap harinya mengulang 2 juz, dengan mengulangnya 3 kaliu dalam sehari, dengan demikian akan bisa mengkhatamkan Al-Qur’an setiap dua minggu.

Dengan cara ini maka dalam jangka satu tahun Insya Allah anda telah mutqin (kokoh) dalam menghafal Al-Qur’an, dan lakukanlah cara ini selama satu tahun.

SETELAH MENGHAFAL AL-QUR’AN SELAMA SATU TAHUN

Setelah menguasai hafalan dan mengulangnya dengan itqan (mantap) selama satu tahun, jadikanlah Al-Qur’an sebagai wirid harian hingga akhir hayat, karena itulah yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam semasa hidupnya, beliau membagi Al-Qur’an menjadi tujuh bagian dan setiap harinya beliau mengulang setiap bagian tersebut, sehingga beliau mengkhatamkan Al-Qur’an setiap 7 hari sekali.

Aus bin Huzaifah rahimahullah; aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah bagaimana mereka membagi Al-Qur’an untuk dijadikan wirid harian? Mereka menjawab: “kami kelompokkan menjadi 3 surat, 5 surat, 7 surat, 9 surat, 11 surat, dan wirid mufashal dari surat Qaaf hingga khatam (Al-Qur’an)”. (HR. Ahmad)

Jadi mereka membagi wiridnya sebagai berikut:

1.Hari pertama: membaca surat Al-Fatihah hingga akhir surat An-Nisa
2.Hari kedua: dari surat Al-Maidah hingga akhir surat At-Taubah
3.Hari ketiga: dari surat Yunus hingga akhir surat An-Nahl
4.Hari keempat: dari surat Al-Isra’ hingga akhir surat Al-Furqan
5.Hari kelima: dari surat Asy-Syu’ara hingga akhir surat Yaasin
6.Hari keenam: dari surat Ash-Shafat hingga akhir surat Al-Hujurat
7.Hari ketujuh: dari surat Qaaf hingga akhir surat An-Naas

Para ulama menyingkat wirid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Al-Qur’an menjadi kata:

فَمِي بِشَوْقٍ

Dari masing-masing huruf tersebut menjadi simbol dari surat yang dijadikan wirid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada setiap harinya maka:

 Huruf fa simbol dari surat al-Fatihah, sebagai awal wirid beliau hari pertama,
 Huruf mim simbol dari surat al-Maidah, sebagai awal wirid beliau hari kedua,
 Huruf ya simbol dari surat Yunus, sebagai wirid beliau hari ketiga,
 Huruf ba simbol dari surat Bani Israil (nama lain daru surat al-isra’), sebagai wirid beliau hari keempat.
 Huruf syin simbol dari surat asy-Syu’ara, sebagai awal wirid beliau hari kelima,
 Huruf waw simbol dari surat Wash-Shafaat, sebagai awal wirid beliau hari keenam,
 Huruf Qaaf simbol dari surta Qaaf, sebagai awal wirid beliau hari ketujuh hingga akhir surat an-Naas.

MEMBEDAKAN ANTARA BACAAN YANG MUTASYABIH (MIRIP) DALAM AL-QUR’AN

Cara terbaik untuk membedakan antara bacaan yang hampir sama (mutasyabih) adalah dengan cara membuka mushaf lalu bandingkan antara kedua ayat tersebut dan cermatilah perbedaan antara keduanya, kemudian buatlah tanda yang bisa untuk membedakan antara keduanya, dan ketika melakukan murajaah hafalan perhatikan perbedaan tersebut dan ulangilah secara terus-menerus sehingga bisa mengingatnya dengan baik dan hafalan menjadi kuat (mutqin).

KAIDAH DAN KETENTUAN MENGHAFAL

1.Menghafal melalui seorang guru atau syekh yang bisa membenarkan bacaan jika salah
2.Hafalkan setiap hari sebanyak 2 halaman, 1 halaman setelah subuh dan 1 halamn setelah Ashar atau Maghrib, dengan cara ini Insya Allah akan bisa menghafal Al-Qur’an secara mutqin dalam kurun waktu satu tahun, akan tetapi jika memperbanyak kapasitas hafalan setiap harinya maka akan sulit untuk menjaga dan memantapkannya, sehingga hafalan akan menjadi lemah dan banyak yang dilupakan.
3.Hafalkan mulai dari surat an-Naas hingga surat al-Baqarah (membalik urutan Al-Qur’an), karena hal itu lebih mudah.
4.Dalam menghafal hendaknya menggunakan satu mushaf tertentu baik dalam cetakan maupun bentuknya, hal itu agar lebih mudah untuk menguatkan hafalan dan agar lebih mudah mengingat setiap ayatnya serta permulaan dan akhir setiap halamnnya.
5.Setiap yang menghafalkan Al-Quran pada 2 tahun pertama biasanya akan mudah hilang apa yang telah ia hafalkan, masa ini disebut masa tajmi’ (pengumpulan hafalan), maka jangan bersedih karena sulitnya mengulang atau banyak kelirunya dalam hafalan, ini merupakan masa cobaan bagi para penghafal Al-Qur’an, dan ini adalah masa yang rentan dan bisa menjadi pintu syetan untuk menggoda dan berusaha untuk menghentikan dari menghafal, maka jangan pedulikan godaannya dan teruslah menghafal, karena menghafal Al-Qur’an merupaka harta yang sangat berharga dan tidak diberikan kecuali kepada orang yang dikaruniai Allah subhanahu wa ta’ala, akhirnya kita memohon kepada-Nya agar termasuk menjadi hamba-hamba-Nya yang diberi taufiq untuk menghafal dan mengamalkan kitab-Nya dan mengikuti sunnah Nabi-nya dalam kehidupan yang fana ini. Amiin ya Rabbal ‘alamin.[2]
Dinukil dari buku Abi Hamdi “Penghafal Al-Qur’an Keluarga Allah”
  1. Imam dan Khatib Masjid Nabawi

  2. Dr. Abdul Muhsin al-Qasim (Imam dan Khatib Masjid Nabawi)

Tags :
Tulisan
Share This :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *