CARA PRAKTIS MENGHAFAL AL-QUR’AN
Salah satu metode terbaik dalam menghafal Al-Qur’an ialah menghafal Al-Qur’an dengan metode membaca berulang-ulang. Metode ini memiliki keistimewaan khusus, yaitu hafalan yang mengakar kuat, disamping menghafalnya pun cepat, hingga kita dapat hafal Al-Qur’an dalam waktu singkat.
Teori ini sangat mudah untuk dipraktekkan dan Insya Allah akan sangat membantu bagi siapa saja yang ingin menghafalnya. Demikian menurut DR. Abdul Muhsin Al-Qasim[1]. Di bawah ini contoh praktis dalam mempraktekkannya; misalnya saat menghafal surat an-Nisa, teorinya sebagai berikut:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
وَآتُوا الْيَتَامَىٰ أَمْوَالَهُمْ ۖ وَلَا تَتَبَدَّلُوا الْخَبِيثَ بِالطَّيِّبِ ۖ وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَهُمْ إِلَىٰ أَمْوَالِكُمْ ۚ إِنَّهُ كَانَ حُوبًا كَبِيرًا
وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَىٰ فَانكِحُوا مَا طَابَ لَكُم مِّنَ النِّسَاءِ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۖ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَلَّا تَعُولُوا
وَآتُوا النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً ۚ فَإِن طِبْنَ لَكُمْ عَن شَيْءٍ مِّنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَّرِيئًا
وَلَا تُؤْتُوا السُّفَهَاءَ أَمْوَالَكُمُ الَّتِي جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ قِيَامًا وَارْزُقُوهُمْ فِيهَا وَاكْسُوهُمْ وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوفًا
وَابْتَلُوا الْيَتَامَىٰ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغُوا النِّكَاحَ فَإِنْ آنَسْتُم مِّنْهُمْ رُشْدًا فَادْفَعُوا إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ ۖ وَلَا تَأْكُلُوهَا إِسْرَافًا وَبِدَارًا أَن يَكْبَرُوا ۚ وَمَن كَانَ غَنِيًّا فَلْيَسْتَعْفِفْ ۖ وَمَن كَانَ فَقِيرًا فَلْيَأْكُلْ بِالْمَعْرُوفِ ۚ فَإِذَا دَفَعْتُمْ إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ فَأَشْهِدُوا عَلَيْهِمْ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ حَسِيبًا
لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَالْأَقْرَبُونَ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَالْأَقْرَبُونَ مِمَّا قَلَّ مِنْهُ أَوْ كَثُرَ ۚ نَصِيبًا مَّفْرُوضًا
وَإِذَا حَضَرَ الْقِسْمَةَ أُولُو الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينُ فَارْزُقُوهُم مِّنْهُ وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوفًا
Demikian seterusnya hingga selesai seluruh Al-Qur’an, dan jangan sampai menghafal dalam sehari lebih dari seperdelapan juz, agar tidak berat bagi anda untuk mengulang dan menjaganya.
CARA MENAMBAH HAFALAN PADA HARI BERIKUTNYA
Jika ingin menambah hafalan baru pada hari berikutnya, maka sebelum menambah dengan hafalan baru, maka harus membaca hafalan lama dari ayat pertama hingga terakhir sebanyak 20 kali juga, hal ini supaya hafalan tersebut kokoh dan kuat dalam ingatan, kemudian mulailah hafalan baru dengan cara yang sama seperti yang dilakukan ketika menghafal ayat-ayat sebelumnya.
ANTARA MENGULANG (MURAJA’AH) DAN MENAMBAH HAFALAN BARU
Jangan sekali-kalim menambah hafalan tanpa mengulang hafalan yang sudah ada sebelumnya, karena jika menghafal Al-Qur’an terus-menerus tanpa mengulangnya terlebih dahulu hingga bisa menyelesaikan semua Al-Qur’an, kemudian ingin mengulangnya dari awal niscaya hal itu akan terasa berat sekali, karena secara tidak disadari akan banyak kehilangan hafalan yang pernah dihafal dan seolah-olah menghafal dari nol, oleh karena itu cara yang paling baik dalam menghafal Al-Qur’an adalah dengan mengumpulkan antara murajaah (mengulang) dan menambah hafalan baru. Bagilah seluruh mushaf menjadi tiga bagian, setiap 10 juz menjadi satu bagian, jika dalam sehari menghafal satu halaman maka ulangilah dalam sehari empat halaman yang telah dihafal sebelumnya hingga dapat menyelesaikan sepuluh juz, jika telah menyelesaikan sepuluh juz maka berhentilah selama satu bulan penuh untuk mengulang yang telah dihafal dengan cara setiap hari mengulang sebanyak delapan halaman.
Setelah satu bulan mengulang hafalan, mulailah kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, dan mengulang setiap harinya 8 halaman sehingga bisa menyelesaikan 20 juz, jika telah menghafal 20 juz maka berhentilah menghafal selama 2 bulan untuk mengulang, setiap hari harus mengulang 8 halaman, jika sudah mengulang selama dua bulan, maka mulailah menghafal kembali setiap harinya satu atau dua halaman tergantung kemampuan dan setiap harinya mengulang apa yang telah dihafal sebanyak 8 lembar, hingga bisa menyelesaikan seluruh Al-Qur’an.
Jika telah menyelesaikan 30 juz, ulangilah 10 juz pertama secara tersendiri selama satu bulan setiap harinya setengah juz, kemudian pindahlah ke 10 juz berikutnya juga setiap harinya diulang setengah juz ditambah 8 halaman dari sepuluh juz pertama, kemudian pindahlah untuk mengulang sepuluh juz terakhir dengan cara yang hampir sama, yaitu setiap harinya mengulang setengah juz ditambah 8 halaman dari 10 juz pertama dan 8 halaman dari 10 juz kedua.
CARA MENGULANG AL-QUR’AN (30 JUZ) SETELAH MENYELESAIKAN MURAJAAH
Mulailah mengulang Al-Qur’an secara keseluruhan dengan cara setiap harinya mengulang 2 juz, dengan mengulangnya 3 kaliu dalam sehari, dengan demikian akan bisa mengkhatamkan Al-Qur’an setiap dua minggu.
Dengan cara ini maka dalam jangka satu tahun Insya Allah anda telah mutqin (kokoh) dalam menghafal Al-Qur’an, dan lakukanlah cara ini selama satu tahun.
SETELAH MENGHAFAL AL-QUR’AN SELAMA SATU TAHUN
Setelah menguasai hafalan dan mengulangnya dengan itqan (mantap) selama satu tahun, jadikanlah Al-Qur’an sebagai wirid harian hingga akhir hayat, karena itulah yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam semasa hidupnya, beliau membagi Al-Qur’an menjadi tujuh bagian dan setiap harinya beliau mengulang setiap bagian tersebut, sehingga beliau mengkhatamkan Al-Qur’an setiap 7 hari sekali.
Aus bin Huzaifah rahimahullah; aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah bagaimana mereka membagi Al-Qur’an untuk dijadikan wirid harian? Mereka menjawab: “kami kelompokkan menjadi 3 surat, 5 surat, 7 surat, 9 surat, 11 surat, dan wirid mufashal dari surat Qaaf hingga khatam (Al-Qur’an)”. (HR. Ahmad)
Jadi mereka membagi wiridnya sebagai berikut:
Para ulama menyingkat wirid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Al-Qur’an menjadi kata:
فَمِي بِشَوْقٍ
Dari masing-masing huruf tersebut menjadi simbol dari surat yang dijadikan wirid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada setiap harinya maka:
MEMBEDAKAN ANTARA BACAAN YANG MUTASYABIH (MIRIP) DALAM AL-QUR’AN
Cara terbaik untuk membedakan antara bacaan yang hampir sama (mutasyabih) adalah dengan cara membuka mushaf lalu bandingkan antara kedua ayat tersebut dan cermatilah perbedaan antara keduanya, kemudian buatlah tanda yang bisa untuk membedakan antara keduanya, dan ketika melakukan murajaah hafalan perhatikan perbedaan tersebut dan ulangilah secara terus-menerus sehingga bisa mengingatnya dengan baik dan hafalan menjadi kuat (mutqin).
KAIDAH DAN KETENTUAN MENGHAFAL
Leave a Reply