Cerita Bersambung “Aksara Lara” Chapter 3

Uncategorized

Kini Adrian berusaha mencari keberadaan Aca, mulai dari rumah teman Aca hingga ke jalan raya namun ia tak kunjung ditemukan, hingga akhirnya ia memilih untuk berhenti sejenak di tepi jalan, ia merasa lelah, dia mencoba untuk menenangkan diri, dia teringat sesuatu, dia melihat ke arah dalam masjid, dia melihat jam di pergelangan tangannya, pukul 10:15, ada laki-laki muda yang shalat didalam masjid itu. Ardian mendekat, dahulu ketika masih dengan ibu kandung Aca, dia selalu rutin shalat dhuha, jika dilihat sekarang, terkadang, sholat saja masih sering ditunda-tunda. Hal ini membuat Adrian berjalan mendekati masjid, menaiki tangga, langkahnya terasa ringan untuk berwudhu dan melaksanakan shalat dua rakaat, setelah shalat, Adrian bersandar di dekat jendela, di pikirannya selalu tentang Aca, usai shalat dan berdoa, Adrian lebih tenang, apa hendak dikata, tiba-tiba saja Adrian melihat seorang gadis yang dia cari-cari, Adrian bergegas keluar dari masjid. “Aca? Kamu kemana? Ayah cariin kamu.” “Ayah? Aca cari ibu yah.” “Kamu pulang, nanti kita cari ibu.” “Engga yah, aku ga mau pulang, aku mau disini aja, sekalian cari ibu. Aku di pondok sana.” Aca menunjuk ke arah pondok pesantren  Al-Mustaqim. Aca berlari menuju pondok tersebut, sebelum ayahnya menyuruhnya pulang dan bertemu lagi dengan Ibu tirinya yang kejam. “Aca? Kamu kenapa?” Tiba-tiba Yuna menghentikan lari Aca, dia sesak nafas karena lari begitu cepat. “Ustadzah, ayah nyuruh aku pulang, padahal aku disini nyaman, bisa mengaji, dan beribadah dengan tenang.” Ucap Aca terburu-buru, minta perlindungan. Yuna melihat ke arah belakang Aca, dia melihat seseorang yang begitu familiar di matanya. Yuna menarik Aca, hingga Aca ada dibelakangnya.   Kini Aca dan Adrian berada di ruangan tamu pesantren. Tak lama kemudian Adrian berbicara, “Aca,  ini ibu kandungmu, Ustadzah yang kamu panggil itu ibu kandung kamu.” Sontak Aca terkejut, Yuna mengangguk. “Kalau Aca tidak mau pulang  dan nyaman disini sama ibu, Ayah juga tidak mempermasalahkan, ayah ga akan memaksakan kamu lagi.” Ucap Adrian, lalu pergi meninggalkan anak dan ibu yang baru saja dipertemukan kembali. Aca memang menemukan Yuna dengan batin nalurinya, Yuna menghampiri Aca ketika dia tidak tentu arah adalah takdir yang sudah Allah takdirkan. Aca meminta penjelasan dari semua hal ini, Yuna bercerita dengan bahasa yang lembut agar Aca bisa paham. “Jadi sewaktu kamu masih umur 2 tahun, ibu dan ayah ada konflik dan jalan terbaiknya adalah cerai, hak asuh jatuh ke tangan ayahmu, dita,bah kondisi ketika itu, ibu tidak bisa membiayakan kehidupanmu.” Setelah mendengar semua itu Aca memeluk Yuna. “Kamu mau lanjutkan sekolah disini?” Tanya Yuna. “Iya Ibu_ eh Ustadzah.” Aca gagap karena panggilan barunya kepada Yuna. Hari paling bahagia bagi Yuna dan Aca. Yuna tersenyum melihat tingkah lucu anak kandung yang selama in dia rindukan.   -Selesai-
Tags :

Uncategorized

Share This :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Have Any Question?

Do not hesitage to give us a call. We are an expert team and we are happy to talk to you.