Oleh: Purwanto Sabattilat. S.Pd
Nabi SAW bersabda “ Apabila anak adam (manusia) telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya darinya, kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah (sedekah yang pahalanya terus mengalir), ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh yang selalu mendo’akannya” (H.R Muslim No.1631).
Dalam buku yang ditulis oleh Bapak Armaidi Tanjung “Anakku! Mengapa Engkau Harus Masuk Pesantren?” telah memberikan motivasi dan gambaran yang jelas tentang alas an-alasan mengapa orang tua harus memasukkan anaknya belajar di Pondok Pesantren. Dalam buku tersebut dijelaskan tentang sejarah pesantren, kegiatan di pesantren, adab dan ibadah serta orang-orang sukses yang pernah belajar di Pondok Pesantren. Buku ini telah menjadi perwakilan orang tua yang telah memasukkan anaknya di pesantren sebagai bentuk curahan hati mereka kepada anak-anaknya yang belajar di Pondok Pesantren.
Salah satu takdir paling indah dan mulia yang Allah SWT berikan kepada orang tua adalah masuknya buah hati mereka belajar di Pondok Pesantren. Karena hal ini perlu kesamaan visi dan tujuan antara orang tua dan anak. Ada begitu banyak orang tua yang menginginkan anaknya belajar di Pesantren akan tetapi anaknya justru tidak mau masuk Pesantren atau sebaliknya, ada anak yang mau masuk pesantren tapi justru orang tua yang merasa keberatan. Oleh karena itu, perlu kesamaan visi dan tujuan antara anak dan orang tua. Maka bersyukurlah orang tua yang telah berhasil menyamakan visi dan tujuan dengn anak sehingga mereka mau belajar di Pondok Pesantren.
Tentu bukan tidak beralasan mengapa orang tua sangat mendambakan anaknya masuk pesantren. Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa bagi orang tua, anak itu adalah fitnah (ujian) dari Allah SWT. “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu adalah cobaan bagimu dan disisi Allah lah pahala yang besar” (Q.S at-Taghabun: 15). Selain ujian, Al-Quran juga menyebutkan bahwa anak itu bisa menjadi musuh bagi orang tua. “Hai orang-orang yang mukmin, sesungguhnya diantara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu kepada mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S at-Taghabun: 14).
Peringatan al-Qur’an ini tentu membutuhkan perhatian khusus untuk orang tua terhadap anaknya. Jangan sampai anak yang selama ini dikasihi dan disayangi justru menjadi petaka bagi orang tua dikemudian hari. Oleh sebab itu, satu-satunya jalan yang harus ditempuh oleh orang tua untuk anaknya adalah memilihkan pendidikan yang baik. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu menyadarkan anak atas kewajibannya untuk melaksanakan shalat lima waktu. Itulah standar pendidikan yang baik. Orang tua tidak boleh terpengaruh dengan paham barat yang matrealis. Bagi orang barat, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang memiliki sarana dan prasaran yang lengkap, mampu malahirkan alumni yang siap bekerja di perusahaan-perusahaan yang ternama tanpa peduli dengan kewajibannya sebagai seorang anak kepada Tuhannya dan orang tuanya.
Alasan inilah yang membuat orang tua sangat menginginkan anaknya untuk belajar di pondok pesantren. Karena satunya-satunya sekolah yang mendidik anak untuk melaksanakan shalat lima waktu adalah Pondok Pesantren. Di Pesantren, anak-anak tidak hanya diajarkan tentang teori shalat tapi juga mereka dituntut untuk mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Standar pendidikan yang baik adalah jika murid secara sadar telah melaksanakan shalat lima waktu”.
Allahu A’lam
Leave a Reply